Pertandingan antara Timnas Indonesia U-17 melawan Korea Utara U-17 menjadi salah satu laga yang paling ditunggu di ajang kualifikasi Piala Asia U-17 2025. Namun sayangnya, dalam waktu hanya 30 menit pertama, Garuda Muda harus mengakui keunggulan lawan dan tertinggal dua gol tanpa balas.
Lantas, bagaimana jalannya pertandingan dan apa saja yang perlu dievaluasi? Berikut ulasannya.
Awal Laga: Tekanan Tinggi dari Korea Utara
Sejak peluit awal dibunyikan, Korea Utara langsung mengambil inisiatif permainan. Mereka tampil agresif dan menekan pertahanan Indonesia dari sisi kanan dan kiri. Kecepatan para pemain sayap Korea Utara cukup merepotkan barisan belakang Indonesia.
Pada menit ke-14, serangan cepat yang dibangun dari sisi kiri menghasilkan gol pertama untuk Korea Utara. Pertahanan Indonesia terlihat belum siap mengantisipasi pergerakan lawan yang cepat dan terorganisir. Skor pun berubah menjadi 0-1.
Tak berhenti di situ, sepuluh menit kemudian, tepatnya pada menit ke-24, Korea Utara kembali mencetak gol melalui tendangan jarak jauh yang tak mampu diantisipasi oleh kiper Indonesia. Dalam waktu kurang dari setengah jam, Indonesia tertinggal dua gol, dan situasi makin sulit.
Timnas U-17 Berusaha Bangkit
Meski sempat terpukul, anak-anak asuh pelatih Bima Sakti mulai membangun ritme permainan. Beberapa kali mereka mencoba mengontrol lini tengah dan menciptakan peluang melalui sisi sayap. Sayangnya, akurasi umpan dan finishing masih menjadi kendala utama.
Tekanan dari Korea Utara membuat Indonesia sulit keluar dari zona pertahanan sendiri. Beberapa kali bola berhasil dicuri oleh lawan di area berbahaya. Ini menunjukkan bahwa komunikasi dan kerja sama antar lini perlu ditingkatkan.
Apa yang Perlu Dievaluasi?
Kekalahan dalam 30 menit awal bukan hanya karena kekuatan lawan, tetapi juga disebabkan oleh kelemahan organisasi tim Indonesia sendiri. Beberapa hal yang perlu segera dievaluasi antara lain:
- Koordinasi lini belakang yang masih sering salah posisi.
- Minimnya pressing di lini tengah, sehingga lawan leluasa mengatur serangan.
- Kurangnya variasi serangan, membuat serangan Indonesia mudah dipatahkan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia harus belajar dari kekalahan ini dan memperbaiki taktik, terutama dalam hal antisipasi tekanan tinggi dan organisasi pertahanan.
Kesimpulan: Masih Ada Harapan untuk Bangkit
Tertinggal dua gol dalam waktu singkat memang bukan hal yang diharapkan, namun pertandingan belum berakhir. Masih ada babak kedua dan pertandingan lainnya dalam kualifikasi ini yang bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki performa.
Garuda Muda harus tetap percaya diri dan terus berjuang. Dengan evaluasi cepat dan semangat juang tinggi, bukan tak mungkin mereka bisa bangkit dan mengejutkan lawan di pertandingan selanjutnya.