Koridor Netzarim, sebuah bentangan sepanjang 7 kilometer yang membelah Jalur Gaza menjadi dua bagian, memiliki nilai strategis tinggi bagi Israel. Penguasaan koridor ini memungkinkan Israel memisahkan wilayah utara dan selatan Gaza, membatasi pergerakan warga Palestina, dan memperkuat kontrol militer di wilayah tersebut.
Latar Belakang: Sejarah Penguasaan dan Penarikan Israel
Pada tahun 2005, Israel menarik diri dari pemukiman Netzarim sebagai bagian dari rencana penarikan sepihak dari Gaza. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak 2023, Israel berupaya menguasai kembali koridor ini untuk membagi Gaza dan membatasi pergerakan warga Palestina. Upaya ini termasuk pembangunan pos militer dan perluasan zona penyangga di sepanjang koridor.
Operasi Militer Terbaru: Penguasaan Kembali Koridor Netzarim
Pada 19 Maret 2025, militer Israel melancarkan operasi darat pertama sejak berakhirnya gencatan senjata dengan Hamas, dengan tujuan utama menguasai kembali koridor Netzarim. Operasi ini bertujuan untuk memperluas zona penyangga dan memisahkan wilayah utara dan selatan Gaza.
Respons Internasional: Tuduhan Invasi Darat
Upaya Israel menguasai kembali koridor Netzarim memicu tuduhan invasi darat dari komunitas internasional. Banyak pihak menilai tindakan ini sebagai eskalasi konflik yang dapat memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza. Selain itu, serangan udara yang menyertai operasi darat tersebut menyebabkan ratusan korban jiwa, termasuk wanita dan anak-anak, sehingga meningkatkan kecaman global terhadap Israel.
Dampak Terhadap Warga Palestina: Krisis Kemanusiaan yang Memburuk
Penguasaan kembali koridor Netzarim oleh Israel berdampak signifikan terhadap kehidupan warga Palestina. Pembatasan pergerakan antara utara dan selatan Gaza menghambat akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan dasar lainnya. Selain itu, serangan yang terjadi menyebabkan banyak korban jiwa dan luka-luka, memperparah krisis kemanusiaan yang sudah ada.
Kesimpulan: Masa Depan yang Tidak Pasti
Upaya Israel menguasai kembali koridor Netzarim menambah kompleksitas konflik di Gaza. Tuduhan invasi darat dan meningkatnya korban sipil menimbulkan pertanyaan tentang masa depan perdamaian di wilayah tersebut. Diperlukan upaya diplomatik yang intensif dan komitmen dari semua pihak untuk mencapai solusi yang adil dan damai bagi semua.