Kaldera Toba, salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia, tengah menghadapi ancaman serius setelah UNESCO mengeluarkan “kartu kuning” terhadap kawasan ini. Statusnya sebagai UNESCO Global Geopark kini berada di ujung tanduk akibat berbagai persoalan pengelolaan yang dianggap tidak sesuai dengan standar internasional.

Peringatan Serius dari Lembaga Dunia

UNESCO secara rutin melakukan evaluasi terhadap geopark di seluruh dunia, termasuk Kaldera Toba yang diakui sebagai geopark global sejak 2020. Dalam evaluasi terbarunya, Kaldera Toba mendapatkan peringatan tingkat pertama—kartu kuning—yang berarti diperlukan perbaikan besar dalam waktu dua tahun. Jika tidak, status geopark bisa dicabut.

Evaluasi ini menyoroti beberapa persoalan utama, seperti pembangunan infrastruktur yang tidak ramah lingkungan, edukasi publik yang lemah, kurangnya pelibatan masyarakat lokal, serta lemahnya upaya konservasi terhadap warisan geologi dan keanekaragaman hayati kawasan.

Kemenparekraf Bergerak Cepat

Menanggapi peringatan tersebut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) segera bertindak dengan memanggil pengelola Geopark Kaldera Toba. Evaluasi mendalam dilakukan untuk mengetahui kelemahan manajemen kawasan dan mencari solusi jangka pendek serta panjang. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk mempertahankan status geopark dunia dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, komunitas lokal, dan pakar geologi.

Pentingnya Status Geopark Dunia

Status UNESCO Global Geopark bukan sekadar gelar, melainkan pengakuan internasional terhadap potensi geologis, ekologi, budaya, dan ekonomi suatu kawasan. Kaldera Toba, dengan sejarah letusan supervolcano purba dan pemandangan alam yang spektakuler, adalah aset pariwisata dan konservasi yang penting.

Jika status ini dicabut, Indonesia tak hanya akan kehilangan pengakuan global, tetapi juga akan merugi secara ekonomi dan reputasi. Hal ini bisa berdampak pada minat wisatawan asing serta investor yang ingin terlibat dalam pengembangan kawasan Danau Toba.

Strategi Pembenahan

Agar Kaldera Toba bisa keluar dari status kartu kuning, perlu diterapkan langkah-langkah konkret, antara lain:

  • Menata ulang pembangunan dan infrastruktur agar ramah lingkungan.
  • Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya geopark melalui program edukasi.
  • Melibatkan komunitas lokal dalam pengelolaan kawasan secara aktif.
  • Memperkuat kolaborasi lintas sektor dan memperbaiki tata kelola.

Pemerintah juga akan memantau kemajuan perbaikan melalui indikator terukur untuk memastikan bahwa seluruh aspek manajemen sesuai dengan kriteria UNESCO.

Penutup

Ancaman pencabutan status Geopark Kaldera Toba oleh UNESCO harus menjadi alarm keras bagi seluruh pihak. Tindakan cepat dan kolaboratif sangat dibutuhkan agar kawasan ini tetap menjadi kebanggaan Indonesia dan dunia. Dengan pembenahan menyeluruh dan komitmen dari semua pemangku kepentingan, Kaldera Toba masih memiliki peluang besar untuk mempertahankan status geopark globalnya.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *