fokus konsentrasi meningkat mahjong ways trend mahjong ways jalan kreatif mahjong ways game seru inspirasi bisnis mahjong ways cuan cerita pengguna utang tekanan mahjong ways harapan baru hidup sempit tekanan harapan mahjong ways tak punya kerja mahjong ways awal perubahan ditinggal pasangan finansial mahjong ways semangat baru mahjong ways game cuan dari rumah mahjong ways pilihan anak muda waktu luang inspirasi mahjong ways healing jenuh tidak produktif mahjong ways tenang game termotivasi mahjong ways hal positif stres kreatif mahjong ways tujuan hidup gagal kerja mahjong ways freelance bebas anak muda mahjong ways bisnis kreatif cara tak biasa penghasilan mahjong ways dropshipper toko online modal mahjong ways gagal startup ide bisnis mahjong ways iseng mahjong ways lembur proyek cuan iseng mahjong ways umkm jajanan khas karyawan burnout keseimbangan mahjong ways

Menyimpan barang-barang di rumah adalah hal yang wajar, tetapi jika kebiasaan ini berubah menjadi tindakan menimbun secara berlebihan, bisa jadi seseorang sedang mengalami gangguan mental bernama hoarding disorder. Orang dengan kondisi ini merasa sulit membuang barang, bahkan yang sudah tidak berguna. Penumpukan barang ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental. Berikut lima gejala utama yang perlu dikenali.


1. Tidak Bisa Membuang Barang Apa Pun

Penderita gangguan ini merasa sangat terikat secara emosional dengan barang-barang mereka. Kardus bekas, baju sobek, alat elektronik rusak, hingga tumpukan kertas tua semuanya dianggap “masih ada gunanya” atau “bernilai sejarah.”

Ketika ada yang mencoba membuang barang-barang tersebut, penderita bisa merasa sangat tertekan, marah, hingga panik. Kondisi ini menunjukkan adanya gangguan pada pola pikir dan pengendalian emosi.


2. Rumah Menjadi Penuh dan Sulit Ditempati

Ciri umum berikutnya adalah kondisi rumah yang tidak lagi layak huni. Tumpukan barang memenuhi ruang-ruang penting seperti dapur, ruang tidur, bahkan kamar mandi. Fungsi ruangan pun terganggu karena tidak ada tempat untuk beraktivitas dengan leluasa.

Hal ini bisa membahayakan keselamatan penghuni rumah, seperti meningkatkan risiko kebakaran, tergelincir, atau kesulitan evakuasi saat darurat.


3. Merasa Malu dan Menghindari Tamu

Orang dengan gangguan menimbun kerap merasa malu jika orang lain melihat kondisi rumah mereka. Mereka akhirnya enggan menerima tamu atau bahkan menjalin hubungan sosial. Dalam jangka panjang, penderita menjadi terisolasi dan merasa kesepian.

Kondisi ini bisa memperparah gangguan mental yang mereka alami, seperti memicu stres kronis, kecemasan, atau depresi.


4. Sering Mengambil atau Membeli Barang Tidak Penting

Selain sulit membuang barang, penderita juga memiliki dorongan untuk terus mengumpulkan barang baru. Mereka bisa mengambil barang dari tempat sampah, pasar loak, atau menimbun barang diskon meski tidak dibutuhkan.

Sensasi puas setelah mendapatkan barang sering membuat penderita merasa lega sesaat, namun hanya memperburuk tumpukan barang di rumah.


5. Aktivitas Harian Menjadi Kacau

Gangguan menimbun bisa mengganggu semua aspek kehidupan. Tidur terganggu karena kasur dipenuhi barang. Aktivitas makan terganggu karena meja makan tertutup barang. Bahkan kegiatan mandi dan bersih-bersih pun menjadi sulit dilakukan.

Kondisi ini membuat penderita mengalami stres berat, pola hidup tidak sehat, dan rentan terkena penyakit fisik serta mental lainnya.


Kesimpulan

Hoarding disorder adalah gangguan psikologis serius yang ditandai dengan lima gejala utama: kesulitan membuang barang, rumah penuh sesak, rasa malu yang berujung isolasi sosial, kebiasaan mengumpulkan barang tak penting, serta terganggunya aktivitas harian. Jika gejala ini muncul pada diri sendiri atau orang terdekat, penting untuk segera mencari bantuan dari psikolog atau psikiater. Penanganan yang tepat bisa membantu penderita mendapatkan kembali kualitas hidup yang sehat, bersih, dan nyaman.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *